Minggu, 03 April 2016
Prediksi Pertumbuhan Industri Pengolahan Makanan di Indonesia
Berdasarkan berita dari Liputan6.com, Kemenperin terus mendorong pengembangan industri makanan dan minuman nasional. Lantaran, industri ini dinilai akan memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, pertumbuhan industri makanan dan minuman nasional mencapai 8,16 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan industri non-migas sebesar 5,21 persen pada kuartal I 2015. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 4,71 persen.
"Sektor industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 29,95 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas, sedangkan industri non-migas berkontribusi sebesar 86,4 persen terhadap industri pengolahan atau sebesar 18,27 persen terhadap PDB Nasional," ujar Saleh seperti dikutip dari keterangan diterbitkan di Jakarta, Selasa (26/5/2015).
Selain itu, kontribusi besar industri makanan dan minuman nasional terlihat dari sumbangan nilai ekspor yang terus naik mencapai US$ 456,6 juta pada Januari 2015, dibandingkan nilai ekspor pada Januari 2014 sebesar US$ 411,5 juta. Selanjutnya, perkembangan realisasi investasi sektor industri mamin kuartal I 2015 sebesar Rp 6.167 miliar untuk PMDN dan PMA sebesar US$ 533,8 juta.
Tercapainya target dari industri pengolahan makanan pada 2015 memberikan sumbangan yang signifikan pada pertumbuhan industri di Indonesia. Kembali terlihat dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperlihatkan pengajuan izin prinsip di sektor makanan sejak awal tahun ini hingga kemarin mencapai Rp 184,92 triliun. Jumlah ini setara 32,31 persen dari total keseluruhan rencana investasi di sektor manufaktur sebesar Rp 572,29 triliun. (Baca: Kuartal III 2015, Produksi Industri Padat Karya Menurun).
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, rencana penanaman modal tersebut melonjak lebih dari tiga kali lipat. Rencana investasi ini terdiri dari penanaman modal dalam negeri sebesar Rp 21,19 triliun dan penanaman modal asing sebesar Rp 163,73 Triliun. “Menunjukkan sektor ini masih menjadi penggerak pertumbuhan sektor manufaktur dalam beberapa tahun mendatang,” kata Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran resminya, Rabu, 30/12/2015.
Industri pengolahan akan terus berkembang dan tumbuh di Indonesia prediksi ini secara diyakini oleh berbagai pihak. Data di salah satu kawasan industri (Kawasan Industri Modern Cikande) menunjukan bahwa Industri pengolahan makanan mendominasi lahan, dengan luas lahan secara keseluruhan mencapai 282 ha yang tadinya hanya 182 ha. Pertumbuhan jumlah pun bertambah dari tahun sebelumnya yang hanya 15 tenant menjadi 20 tenant yang bergerak di Industri pengolahan makanan. Secara garis besar Industri pengolahan makanan akan terus berkembang sesuai dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Label:
banten,
cikande,
estate,
industri,
industrial,
investasi,
investor,
jababeka,
kawasan,
kementrian,
lahan,
modern,
pengusaha,
perusahaan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar